SubahanaAllah...
Bukan semua orang dapat menemui ajalnya dengan cara begini. Dikatakan seorang jurukunci Gunung Merapi Mbah Maridjan ditemui meninggal dunia dalam keadaan tengah sujud semasa arwah sedang menyempurnakan solat Maghrib. Pada hari rabu lalu (27/10/2010) mayat Mbah Maridjan ditemui di dalam kamar rumahnya di Kinahrejo. Ini adalah akibat amukan letusan gunung Merapi dengan larva dan asap tebal yang menimpa penduduk di kinahrejo, jogjakarta, indonesia.
kesahihan mayat Mbah Maridjan melalui pakaian batik yang selalu dipakainya serupa semasa hidupnya.
Berikut adalah kronologi sebelum dan ketika kejadian menimpa Mbah Maridjan dan penduduk kampung yang lain :
Selasa, 26 Oktober 2010
17.00
Mbah Marijan sedang berada di rumahnya. Saat itu, dia didatangi dua tamu yang memujuk agar bersedia turun. Tapi, Mbah Marijan tetap tidak mau meninggalkan rumah.
17.10
Terdengar gemuruh dari lereng Merapi. Selepas itu, terlihat warna merah di atas Merapi.
17.15-19.00
Perkiraan waktu selama awan panas (wedhus gembel) meluncur dari atas Merapi dan menyapu kampung Mbah Marijan di Kinahrejo. Ketika awan panas meluncur, Mbah Marijan diduga sedang salat Magrib di dalam kamar pribadinya. Diduga, ketika sedang bersujud, tubuhnya dihantam awan panas hingga nyawanya melayang.
21.00-24.00
Tim evakuasi tiba di Kinahrejo untuk mencari mangsa, termasuk mencari kejelasan nasib Mbah Marijan. Tapi, hingga pukul 00.00, Mbah Marijan tak ditemukan. Sempat beredar kabar Mbah Marijan selamat tapi dalam kondisi lemas.
Rabu, 27 Oktober 2010
06.30
Para relawan dari tim SAR dan PMI menemukan jasad di kamar pribadi Mbah Marijan. Jasad itu sedang bersujud. Dari pakaian yang tersisa, diyakini bahawa jasad itu adalah Mbah Marijan.
kredit : hariansumutpos.com
2 comments:
Subhanallah... A-fatihah untuk arwah..semoga berada dalam kalangan yg beriman...
Beruntungnya mereka yang menemui ajalnnya dalam keadaan tunduk patuh kepada Maha Pencipta...alfatihah
Post a Comment